..membaca tulisanya samuel mulia tentang matematika rasanya seperti ditampar2..sakit donks y?..hemm..saya pernah mengalami hal yang sama. Suatu ketika anak sulung saya mendapatkan nilai dibawah lima untuk matematika.Seketika saya kalang kabut..panik..apanya yang salah? dirumah dia dah belajar, tugas yang belum diberi gurunya sudah selesai dikerjakan. Tapi kenapa dengan nilai nya?
saya akhirnya nanya sama guru kelasnya, ternyata ada hapalan prkalian yang belum dia hapalkan dan itu memang harus hapal meskipun sudah paham dari mana angka itu didapat, serta merta saya merasa dibangunkan dari tidur, bahwa matematika itu tidak mesti paham saja, tapi juga ada yang mesti dihapalkan, tujuannya untuk memudahkan perhitungan berikutnya. Dan setelah si cikal mulai menghapal wessssssss.... dapet nilai delapan..bangga donks?..ah..saya cukup malu bahwa selama ini saya kira dia tidak terlalu paham dengan matematika dan hanya tertarik dengan mengambar, dan jujur..perasaan saya agak kecewa ketika dia tidak mendapatkan nilai tinggi untuk matematikanya..ah...saya jadi malu...sebenarnya..sayalah yang agak kurang care..dengan kebutuhannya..padahal..meskipun ketertarikannya dengan bola dan gambar saya tak perlu memaksa dia harus tertarik dengan ilmu2 pasti..
6 komentar:
Selamat deh sudah berhasil membimbing si cikal untuk memahami matematika. :D
..aih..nuhun neng santi..
ah eta mah da ngan mantuan ngapalkeun wungkul...hehehe..
..
Ini Ibu Guru ya.... salam kenal dari Sinta, blognya bagus
Selamat buat Bu Eli (jadi ingat kepada guru matematika ketita SMA) yang selalu membimbing si Cikal dalam proses belajar di rumah. Ibu, guru juga ya.. salam kenal saja....
Selamat dong buat Ghifar dan Ibu-nya ats kesabarannya ada hasilnya juga. Ingat...ujian kehidupan masih banyak di depan dlm membesarkan anak. Liat blog Aang!
Posting Komentar